Kamis, 01 November 2018

Di Bandara aku belajar

Hari ini tak kusangka bisa membuat susunan kalimat di blog ku. Hanya dari berdiam diri di bangku tunggu bandara. Melihat sekeliling dalam diam, dan curi dengar percakapan sekitar.

Bandara bisa jadi tempat asing bagi seseorang yang tidak memiliki kepentingan. Tapi rasanya tidak mungkin ada seseorang tanpa kepentingan akan hadir di bandara. Sekalipun tukang sapu. Yang harus membersihkan tiap sudut bandara, karena itu kepentingan dari sebuah pekerjaannya.

Bandara menjadi penting, karena banyak hal akan beradu di tempat ini. Seperti yang aku lihat sekarang di pintu kedatangan. Seorang istri dengan anak balitanya yg berpegangan pada relink batas tunggu, celingukan mencari suaminya yang tak kunjung keluar padahal info pendaratan sudah lewat 15 menit. Ada cemas disana.

Ada juga seorang menantu yang menunggu mertuanya datang pertama kali ke ibukota dan baru pertama pula naik pesawat. Pesawat delay, menantu kuatir. Pertemuan syahdu ketika akhirnya beradu. Ada kelegaan, dan sudah pasti rindu.

Juga tak sengaja kulihat seseorang dari pintu kedatangan sedang terpaku melihat sekelompok orang berpelukan menyambut temannya yang baru tiba. Senyumnya getir saat melihat mereka, lalu berjalan gontai menjauh keluar dari bandara. Terasa semu, sepi tiada yang menyambut. Ada iri yang tercipta.

Aku juga melihat ada bapak yang dari jauh sudah siap mengabadikan kedatangan keluarganya dengan handphone. Video sepertinya. Senyumnya mengembang, seolah apa yg dia lakukan akan menjadi sebuah kejutan bagi keluarga yang ditunggunya. Keluarlah istri dan anaknya, si bapak siap mengagetkan. Sayang.. sang istri mengacuhkan. Hanya si anak 4 tahun yang teriak kegirangan melihat bapaknya. Ada kecewa, dan ada penolakan yang terasa kental.

Bandara... Menjadi tempat pertemuan dan perpisahan. Lumbung kesenangan dan kesedihan, bahkan rasa lain bila kau sadar.

Menikmati kehadiran dari yang ditunggu. Atau hanya sepi dari hati yang berharap tampak di balik pintu.

Hari ini, dari sebuah tempat bernama bandara aku belajar macam rasa hubungan manusia yang biasanya aku acuhkan.