Sabtu, 25 Juni 2022

aku

Aku.. 

Seseorang yang sesungguhnya penuh ketakutan
Yang semakin mendorong jauh orang-orang yang menyayanginya
Yang perlahan menghilang dari kebahagiaan nya
Yang percaya dirinya tidak berhak bahagia, karena pasti ada harga yang harus dibayarnya kelak

Minggu, 06 Maret 2022

Terimakasih lewat semesta

Terimakasih untuk yang telah hadir dan menetap. 
Untuk tidak meninggalkan. 
Untuk tidak pergi tanpa pesan. 

Terimakasih untuk hadir yang menyenangkan. 
Bukan karena alasan atau kebutuhan. 
Untuk yang mengingat. 
Hal kecil atau besar. 
Kenangan atau kesukaan. 
Terimakasih untuk mu. 
Seseorang yang akhirnya kembali membuatku kuat. 
Tanpa melihat masa lalu dan kurangku. 

Senin, 03 Januari 2022

maju mundur, tarik ulur

Ini aneh sekaligus menyulitkan.. 
Iya menyulitkan untuk diriku sendiri, dan menyulitkan org yg terlibat denganku saat ini. 

Dulu, duluuu sekali.. Aku pernah jatuh sejatuh-jatuhnya pada seseorang secara perlahan. Hingga membuatku terlihat bodoh di mata orang-orang. Kadang disaat tersadar akan kebodohan, aku mengendurkan rasa 'sejatuh' itu. Mendorongnya menjauh, seolah aku tidak butuh, aku tidak ingin. 

Yaa.. Ketika dulu, aku bisa melakukan itu karna logika ku berperan serta. Bahwa hubungan yg aku jalani tiada ujungnya. Hanya kecewa yg pasti kudapat, bisa saja sakit hati. Tp sering sekali kebodohan yg menghinggapi. Sehingga peran nya membuat aku menjadi rela bermanja, dan berusaha menjadi lebih wanita. 
Suatu hal yg nampaknya sulit aku lakukan di depan siapa pun. Dan pada akhirnya apa yg kutakutkan terjadi. Membuat aku limbung beberapa lama.. 

Setelah beberapa tahun aku bertahan dengan membentuk lagi karakter yg memang semestinya aku tampilkan 'biasanya' ada seseorang yg dtg kembali mengusik otak dan hati ini. Membuat keahlianku memainkan perasaan orang yg biasanya maju mundur, tarik ulur, kini hanya ingin melakukan maju dan tarik.. Tp lagi dan lagi kejadian dulu membuatku takut.
Kali ini aku lebih takut ditinggalkan olehnya, aku takut ketika aku menjatuhkan diri padanya ekspektasi ku akan berbeda. Cintanya akan pudar, rasanya akan selesai. Terlalu byk kemungkinan yg bisa terjadi. Lanjut atau berhenti. 

Pelan sekali, rasa ini menuntunku untuk ingin membuka diri. Membuat tembok yg sudah terbangun, lalu akan hancur seperti benteng pasir di pantai yg tersapu ombak.
Tapi ketakutan demi ketakutan terus saja membuntuti. Rasanya sulit bila tidak ada yg menguatkan, rasanya pelik bila tidak ada hal yang membuat aku bisa percaya padanya.
Ahh tunggu.. Aku sudah percaya dy orang baik dr sebelum aku dekat, bisakah aku hanya bergantung dr itu? hanya rasanya masi sulit. 

Aku harus maju dan tarik, atau mundur dan ulur??