Minggu, 16 September 2018

Akar kebingungan

Beberapa hari ini jadi hari yang paling membingungkan sepanjang tahun 2018. Bukan karna ada sesuatu di kehidupan sehari-hari tapi lebih mengacu kepada diri.

Iya diriku sendiri. Mengalami sekebelatan gambaran yang sulit dipahami. Seperti potongan film yang silih berganti tapi tanpa editing yang rapi. Terputus, tidak saling berkait. Bahkan diantaranya ada hal baru yang aku sendiri tidak tau mereka siapa.

Masalah ini sempat aku ceritakan ke seseorang via telepon, tapi aku tidak yakin dy sadar bahwa yang aku katakan sesuatu yang aneh buat diriku. Atau malah memang ceritaku tidak bearti sama sekali untuknya, padahal aku jarang2 menceritakan sesuatu yg aneh bila menyangkut 'penglihatanku'. Pamali. Itu yang aku tau, sama seperti kita yang dilarang bercerita ke orang lain bila mendapat mimpi buruk.

Kelebatan bayangan itu sudah banyak sekali saat memasuki hari ke-2 ini. Aku melihat sosok sahabat mungilku saat di SMA yg lebih dulu meninggalkanku karna kanker. Sosok yg sebenarnya berumur lebih tua dariku tapi justru kuanggap adik karena dy terlihat rapuh dan mungil. Yang terbayang adalah wajahnya yg kesal dan sedih saat aku pernah terpergok menatap nanar ke tempurung lututnya yang sudah bengkak tidak karuan. Dia marah dan menyuruhku pulang saat itu. Dan bayangan itu kembali, aku cuma bisa mengirimkan al fatihah saat potongan itu hadir.

Selain bayangan sahabat mungil, aku tiba2 berada di arena deretan kolam renang. Aku melihat beberapa laki2 berjejer seperti akan mengikuti lomba. Dan saat kulongok ke kolam, ada seorang anak perempuan berbaju kotak2 mengambang di tengah kolam dengan wajah pucat. Matanya membelalak. Aku reflek menutup muka.

Kemarin aku juga dapat bayangan tentang si 'lelaki pengecut' berdiri di depan pintu mess nya. Hanya menatap ku dengan mata sendunya lalu pergi meninggalkan. Di potongan selanjutnya aku melihat dy menyibak rambut kekasih barunya. Disini aku merasa akan ada hal baik yg terjadi diantara mereka (karna ini yang kurasakan saat melihat mimpi pahlawan kecil kala dulu).

Tapi potongan selanjutnya membuatku sesak napas, aku melihat sebuah mobil abu2. Ada si 'lelaki pengecut' keluar dan langsung memelukku. Lalu menatapku dengan rasa bersalah. "Aku rindu" katanya. Saat tersadar dari tidur ternyata akupun benar2 menangis di alam nyata.

Kegelisahan yang tidak jelas itu sempat terjadi beberapa kali. Bahkan menangis juga jadi pengantar tidurku. Ada rasa melankolis yang susah diungkapkan. Keadaan rumah yang menurutku aneh. Omongan ibu yang rasanya lebih mudah membuat hatiku sakit. Dan aku seperti merindukan sesuatu yang aku tidak paham itu apa.

Yang terparah aku terbangun dari tidur dengan potongan bayangan bahwa aku sedang mencium seseorang dengan penuh nafsu. Tidak jelas siapa orang di mimpiku, tapi rasanya itu berganti2. Dalam jumlah banyak yang aku tidak kenal satupun. Aku merasa otakku kotor. Dan bayangan itu terus saja kembali setiap aku memejamkan mata. Kucoba lafalkan doa dan berharap tanpa mimpi apapun kali ini.

Sebenarnya aku mulai merasa aneh dengan diriku saat jumat kemarin. Aku seperti banyak mendengar suara orang mengobrol di telinga kananku. Suaranya jelas, tapi obrolannya tidak bisa aku pahami. Mayoritas suara perempuan. Mereka bicara seolah tidak mau berhenti. Dan telinga kiriku, kadang ada suara laki2 yang berteriak tapi dengan frekuensi yang tipis. Seperti meneriakkan kata "hei sini.." tapi bila aku reflek menoleh ke kiri tentu saja tidak ada apa-apa.

Iya sungguh.. ini aneh. Terlalu banyak banyangan sekelebat yang datang. Biasanya tidak begini. Dan rasa melankolis dalam diri juga tidak berkurang. Aku terus2an merasa rindu dengan sesuatu yang aku tidak tau. Entah apa itu tapi jangan sampai ini menjadi sebuah pertanda. Itu yang paling aku takutkan.

0 komentar:

Posting Komentar