Rabu, 23 Desember 2020

SE(N) IMAN

Hampir kupikir pertemuan ini seperti drama yang dibuat Tuhan dengan sengaja. Dan hampir kupikir pula ini rencana pamungkas yang sudah disiapkannya. 

Dari sekian yang sedang dijalani, hanya dia yang terbilang mulus mendekat. Walau dengan banyak keterlibatan pihak. 

Sesal aku mengubris, kesal aku mendengar. Tapi mau apa.. 
Di tengah keraguan antara membuka diri atau melihat keadaan, dia terlanjur menyerah seperti meninggalkan. 

Lagi kupikir akan ada akhir yang berbeda darinya
Lagi kupikir akan ada akhir yang bahagia seperti drama pada umumnya. 

Ternyata genre ini hanya drama besutan Sutradara yang hobi plot twist
Mendekat hanya untuk melihat
Mendekat hanya untuk memastikan
Mendekat untuk lalu mematikan

TAMAT

Tidak terpikir untuk season selanjutnya? 
Bagaimana bisa seseorang menjadi pesimis dan percaya diri dalam aatu waktu
Kalau itu hanya mungkin kebohongan saja

Hey Tuhan, tidak bisakah engkau turun langsung mendirect ceritaku? 
Jangan dengan pola cerita yang sama, cukup itu saja sudah
Kau tau celotehan ku padamu
Kau tahu harapku
Apa tidak bosan bila aku hanya meminta hal yang sama

Tolonglah.. 

Aku sudah pernah patah sepatah-patahnya, 
Sudah juga trauma sedalamnya, 
Sedu sedan ku sudah tidak ada, 
Menguap bersama ratusan rintik hujan diluaran sana

Kurasa aku berhak bahagia Tuhan

0 komentar:

Posting Komentar