Ada saat dimana orang-orang yang kita
sayang akan menghilang dari hidup kita. Tidak peduli kita siap atau tidak saat
mereka pergi.
Tuhan memberikan kita perasaan pasti ada
alasannya, entah untuk apa. Disaat orang tersayang itu pergi, kita pasti akan merasa
sedih luar biasa. Kita mungkin bisa membohongi orang lain dengan mengatakan
“tidak apa-apa” tapi sungguh.. hati kita lebih tau rasa sakit itu.
Entah mana tahapan tergila dari proses
kehilangan, saat kita kehilangan sementara saja rasanya mendadak hidup menjadi
gelap, jalan limbung, dan semua seperti bias.. tanpa nyawa.
Apalagi jika harus kehilangan selamanya.
Belum, dan tidak mau. Iya.. itu dua kata
yang aku pilih jika menyangkut harus kehilangan selamanya.
Karena proses kehilangan sementara saja membuat
diriku seperti masuk lubang gelap, seperti menekan tombol restart, seperti
folder computer yang terkena virus.
Aku benci dengan perasaan. Perasaan yang
mengikat dalam. Yang membuat diri tidak tenang. Dimana sekarang aku sedang
merasakan.
Hubungan yang lama maupun sebentar, tapi
terasa ada sesuatu yang menyentuh hati terdalam.
Aku sedang kehilangan, untuk sementara.
Bisa jadi selamanya, kalau memang orang yang kusayang menginginkannya.
Tapi hebatnya, semua masih tampak seperti
biasa saja. Tapi disaat sepi, dan aku kembali sendiri. Kuingat tentangnya lagi.
Aku lelah menangis TUHAN. Lelah sekali…
Entah mengapa semua mendadak begitu berat,
walau aku tahu aku pasti bisa melewatinya.
Jangan biarkan aku melewati semua ini
sendiri TUHAN.
Dan jangan biarkan aku terpuruk pada
sesuatu hal yang sama, berulang kali, lalu kembali ke titik awal dimana aku
hanya terlihat berjalan di tempat.
AKU KUAT. AKU BISA. AKU SAYANG. TAPI AKU
SIAP KEHILANGAN.
- goresan di kertas meja kantor 1 tahun lalu -
0 komentar:
Posting Komentar