Kamis, 17 Mei 2018

HILANG dan TENGGELAM


Ada saat dimana orang-orang yang kita sayang akan menghilang dari hidup kita. Tidak peduli kita siap atau tidak saat mereka pergi.

Tuhan memberikan kita perasaan pasti ada alasannya, entah untuk apa. Disaat orang tersayang itu pergi, kita pasti akan merasa sedih luar biasa. Kita mungkin bisa membohongi orang lain dengan mengatakan “tidak apa-apa” tapi sungguh.. hati kita lebih tau rasa sakit itu.

Entah mana tahapan tergila dari proses kehilangan, saat kita kehilangan sementara saja rasanya mendadak hidup menjadi gelap, jalan limbung, dan semua seperti bias.. tanpa nyawa.
Apalagi jika harus kehilangan selamanya.

Belum, dan tidak mau. Iya.. itu dua kata yang aku pilih jika menyangkut harus kehilangan selamanya.

Karena proses kehilangan sementara saja membuat diriku seperti masuk lubang gelap, seperti menekan tombol restart, seperti folder computer yang terkena virus.

Aku benci dengan perasaan. Perasaan yang mengikat dalam. Yang membuat diri tidak tenang. Dimana sekarang aku sedang merasakan.

Hubungan yang lama maupun sebentar, tapi terasa ada sesuatu yang menyentuh hati terdalam.

Aku sedang kehilangan, untuk sementara. Bisa jadi selamanya, kalau memang orang yang kusayang menginginkannya.

Tapi hebatnya, semua masih tampak seperti biasa saja. Tapi disaat sepi, dan aku kembali sendiri. Kuingat tentangnya lagi. Aku lelah menangis TUHAN. Lelah sekali…

Entah mengapa semua mendadak begitu berat, walau aku tahu aku pasti bisa melewatinya.
Jangan biarkan aku melewati semua ini sendiri TUHAN.

Dan jangan biarkan aku terpuruk pada sesuatu hal yang sama, berulang kali, lalu kembali ke titik awal dimana aku hanya terlihat berjalan di tempat.

AKU KUAT. AKU BISA. AKU SAYANG. TAPI AKU SIAP KEHILANGAN.

- goresan di kertas meja kantor 1 tahun lalu -

0 komentar:

Posting Komentar